gunung ciremai

Perjalanan, salah satu cara untuk menemukan jawaban mengapa aku dilahirkan. Lagi-lagi aku berjalan sendiri, namun tak pernah benar-benar seorang diri. Bertemu orang baru di perjalanan, menyaksikan berbagai peristiwa tawa hingga air mata.

Kali ini aku pergi ke gunung ciremai, gunung yang menyandang gelar gunung tertinggi di jawabarat. Sebuah Maha Karya Tuhan berupa alam pegunungan yang setiap sudutnya tak luput dari keindahan. Satu dari pendakian wishlist saya yang ingin takhlukan, Sejak saya SMA gunung ciremai yang gagah terlihat jelas ini serasa melambaikan seolah – olah harus mendatangi nyaa. Pada tahun 2022 waktu itu saya merencanakan pendakian ke gunung cermai ini tapi ada suatu hal yang di rencanakan menjadi batal, tepat di awal tahun 2025 ini saya nekat melakukan pendaian saya ke atap jawabarat ini. Salah satu nya saya ingin menyelesaikan pendakian seven summit jawabarat.

18 januari 2025

Siang itu,saya mencari info dari grup pendakian siapa tau ada pendakian ke gunung ciremai. Infoo pendakian gunung ciremai?!. Tidak lama kemudian ada yang mengajak saya (asep) ‘’mau ikut tek tok gunung ciremai’’ dengan tanpa banyak pikir saya mengatakan ‘’ayoo’’. Ternyata yang ikut bukan saya doang ada dua orang lain nya yang ikut juga. Saya berdiskusi dengan yang lain nya untuk perencanaan pendakian nyaa, yaps jadi fiks nya melakukan pendakian menggunakan jalur apuy yang terkenal dengan sabana bunga edelwis nyaa. Jadinya kita melakukan pendakian 25 januari 2025 dengan pendakian tek tok. Pendakian tek ini tidak mudah palagi kita mendaki ke Rajanya jawabarat ‘’kata saya” kami dan kawan – kawan memilih menggunakan motor untuk pergi menuju basecamp saya Bersama (val) dan asep Bersama (ival). Menuju tanggal pendakian tentunya melakukan Latihan fisik & pendakian tek tok terlbih dahulu agar tidak kaget mempersiapkan kekuatan tubuh agar kuat.