puncak manglyang

Gunung Manglayang dengan ketinggian (1818) merupakan salah satu bagian penting dalam legenda penciptaan Kota Bandung, khususnya dalam kisah legendaris Sangkuriang. Dalam cerita tersebut, Gunung Manglayang berperan sebagai penutup atau sumbat Danau Bandung Purba yang dilemparkan oleh Sangkuriang saat ia dilanda amarah. Kemarahan ini terjadi karena Dayang Sumbi, yang sebenarnya adalah ibu kandungnya, menolak lamaran Sangkuriang setelah mengetahui identitasnya. Dalam kemarahan itu, Sangkuriang juga mengeringkan danau dan menendang perahu besar yang ia buat, yang kemudian menjadi Gunung Tangkuban Perahu.

Pendakian Gunung Manglayang dapat dilakukan melalui beberapa jalur populer, dengan rute yang paling sering digunakan adalah jalur Baru Beureum dan Batu Kuda. Jalur Baru Beureum merupakan ujung jalan yang dapat diakses dari arah Jatinangor, melewati kampus UNPAD atau ITB Jatinangor, hingga menuju Kiara Payung, lalu terus ke atas hingga tiba di Baru Beureum. Kiara Payung sendiri dikenal luas sebagai lokasi favorit untuk kegiatan Pramuka, termasuk penyelenggaraan Jambore. Dengan akses yang cukup mudah dan pemandangan yang menakjubkan, Gunung Manglayang menjadi destinasi favorit bagi para pecinta alam dan pendaki pemula maupun berpengalaman.

Bascamp Via Baruberem

perjalanan diawali pada hari Jum'at tanggal 18 November 2024, dengan menjemput temen saya di lampu merah nalegong. Perjalanan dari Sumedang dimulai pukul 06.30 dengan menggunakan sepeda motor dengan jalur normal melalui Legok-cimalaka dan seterusnya. Perjalanan kurang lebih ditempuh selama 1 jam dengan sesekali berhenti di indomaret untuk melengkapi logistik dan berhenti di pom bensin.

Sampai pada akhirnya perjalanan menuju basecamp Baruberem dilanjutkan pada pukul 08.00 dan kami juga menjemput rombongan yang beda jauh sama rumah saya. Namun, Pendakian kali ini jadi kami pulang pergi atau kata istilah kata pendaki sekarang (Tek tok)  Perjalanan memakan waktu 2 jam perjalanan dari rumah saya.

Kami sampai di basecamp sekitar pukul 10.00 dan langsung cek ulang dan mengurus simaksi. Simaksi cukup murah dengan hanya membayar Rp.20.000 sudah termasuk parkir.

Jalur Via baruberem memang tak sepopuler jalur Batukuda yang sudah ramai akan pendaki. Pada hari itu hanya ada rombongan kami yang berjumlah 10 orang. Basecamp Barubrem menuju basecamp nya itu jalan nya masih terbilang blum sbgus menuju basecamp Batukuda pada umumnya.Namun tak usah khawatir, disekitar basecamp terdapat Warung yang lumayan lengkap untuk memenuhi kebutuhan sebelum mendaki.

pos 2

Perjalanan dimulai sekitar pukul 10.30 dengan trek awal masih landai, butuh waktu sekitar 20 menit untuk sampai ke pos 1 dengan separuh jalan di domisili akar akar dan jalan mulai naik terus menuju pos 2 dengan tidak ada bonus landai. Perjalanan terasa sangat lama karena jumlah rombongan fisik kami yang sangat berbeda masing-masing individu nya. Tiba - tiba sampai pos 2 dengan di trek yang sangat sepi mungkin yang naik cuma rombongan kami.

pos 3
Sampai di pos 3 pada pukul 12.00 dengan langit yang begitu mendung di pendaakian ini memang musim hujan, jadi harus di siapin fisik dan mental nya. Kami pun istirahat sambil ngpi dan memakan cemilan yang kami bawa. Kami Istirahat hujan pun tiba dan kabut tebal pun menyelimuti di trek pendakian rombongan kami pun bergegas memakai jas hujan melanjutkan trek perjalanan.

puncak manglayang

Perjaanan sampai puncak di iringin dengan hujan rintik - rintik dan kabut tebal rasanya syahdu dan dingin pun menusuk nusuk ke sekujur tubuh. Benar sekali ternyata di puncak cuma rombongan kami tidak ada pendaki lain, kami pun bergegas membuat kopi & teh hamgat dan makan cemilan keadaan masih ujan. Di pendakian kali ini rasanya fisik tersa terkuras di trek hujan dan licin di seratai kabut tebal, untung nya rombongan kami semuanya sampai puncak tidak ada kendala lain.


Rombongan Pendakian